ANTARA/Fitra Ashar

Skrining HPV Dapat Menjaga Kesehatan Dan Kesejahteraan Hidup Anak

Rabu, 23 Apr 2025

Koordinator Tim Kerja Surveilans Kementerian Kesehatan, dr. Triya Novita Dinihari, menyatakan bahwa skrining untuk mendeteksi Human Papillomavirus (HPV) tidak hanya penting untuk kesehatan wanita,

tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan keluarga dan anak-anak yang mendukung perkembangan mereka. "Anak-anak pasti akan terpengaruh; kita perlu memikirkan bagaimana mereka akan tumbuh,

mendapatkan kasih sayang, dan bagaimana mereka akan berbagi perasaan ketika ibunya sakit. Ini adalah alasan penting mengapa kita harus melakukan skrining," ungkap Dini dalam sebuah diskusi tentang

skrining kanker serviks di Jakarta pada hari Selasa. Dini juga menambahkan bahwa kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit tidak menular yang mengancam wanita Indonesia, dengan jumlah

penderita tertinggi keempat di dunia (6,9 persen) dan kedua di Indonesia (17,8 persen) menurut data Globocan 2022. Dia mencatat bahwa banyak perempuan di Indonesia masih ragu untuk melakukan skrining

HPV karena merasa malu dan tidak nyaman saat pengambilan sampel oleh tenaga medis. Oleh karena itu, hal ini perlu diatasi agar cakupan skrining HPV di Indonesia dapat meningkat dan mencegah

perkembangan kanker di masa depan.

Dini menyatakan bahwa jika seseorang menderita kanker serviks atau kanker payudara, pengobatan yang diperlukan biasanya mahal dan memakan waktu, yang dapat menyebabkan kejenuhan. Namun,

dengan berpikir positif, hasil yang baik dapat dicapai. Penting untuk memiliki niat baik agar dapat mendeteksi penyakit ini sedini mungkin, sehingga penanganan tidak terlambat. Hal ini juga harus dipikirkan

demi anak-anak kita, karena jika kita sakit, bagaimana nasib mereka? Dini juga menambahkan bahwa pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi untuk

perempuan guna melindungi diri dari virus HPV. Salah satu fasilitas yang dapat dimanfaatkan adalah Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang tersedia di puskesmas, termasuk pemeriksaan IVA dan HPV DNA.

Pemeriksaan ini tidak hanya ditujukan untuk kanker serviks, tetapi juga untuk semua penyakit tidak menular. Selain itu, telah ada inovasi dalam pemeriksaan HPV secara mandiri melalui pengambilan sampel

Self Sampling yang dapat dilakukan di rumah atau di pusat kesehatan.

Inovasi ini bertujuan untuk mencapai target eliminasi kanker serviks yang ditetapkan oleh WHO pada tahun 2030, di mana diharapkan 90 persen wanita telah menerima vaksinasi di sekolah, 70 persen wanita

menjalani skrining dengan fokus pada kelompok usia 30-69 tahun, dan 90 persen yang terdiagnosis mendapatkan terapi sesuai prosedur. "Semua telah dipersiapkan, meskipun belum sempurna, kita dapat

melihat di tempat lain yang tidak memiliki fasilitas ini, di tempat kita jauh lebih baik," ujar Dini. Ia juga berharap dengan adanya fasilitas pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat, terutama wanita, dapat

memastikan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi generasi yang lebih baik di masa depan. Menyiapkan generasi yang lebih baik, berkualitas, cerdas, dan sehat melibatkan peran penting dari para ibu.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.