Lion Air telah resmi terpilih sebagai salah satu maskapai penerbangan yang akan melayani transportasi jemaah haji Indonesia pada tahun 2025, berdasarkan keputusan Kementerian Agama (Kemenag). Dari empat maskapai yang dipertimbangkan, Lion Air terpilih bersama Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. Ini merupakan kesempatan pertama bagi Lion Air untuk berperan sebagai maskapai haji Indonesia. Sejarah dan Komitmen Lion Air Menurut informasi dari situs resmi Lion Air, maskapai yang memulai penerbangan pertamanya pada tahun 2000 ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dan menjadi pilihan utama untuk penerbangan domestik di Indonesia. Pada tahun 2018, Lion Air berhasil mengangkut 36,8 juta penumpang, yang mencakup hampir 35% dari total penumpang udara di negara ini. Penerbangan domestik yang dioperasikan oleh Lion Air mampu menghubungkan berbagai pulau, kota, dan komunitas di seluruh nusantara. Lion Air juga telah mengembangkan bisnisnya secara terstruktur dan menjadi satu-satunya maskapai lokal yang menyediakan layanan kargo udara antar tujuan di Indonesia. Selama ini, maskapai yang dimiliki oleh Rusdi Kirana ini telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan perjalanan udara. Lion Air telah berhasil menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam kategori maskapai berbiaya rendah. Keberhasilan ini didasarkan pada penawaran tarif yang sangat kompetitif, penyediaan jadwal penerbangan yang nyaman, serta pengembangan jaringan rute yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Menyusul pernyataan dari International Air Transport Association (IATA) yang memprediksi Indonesia akan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada tahun 2037, Lion Air bertekad untuk berperan sebagai pemain kunci dalam pembangunan sektor penerbangan nasional. Lion Air juga telah secara strategis memperluas layanan penumpang ke berbagai pasar internasional, termasuk Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Tiongkok. Sejak tahun 2009, Lion Air telah berpengalaman dalam melayani masyarakat Indonesia yang melakukan ibadah umrah. Selain itu, maskapai ini juga melayani jemaah haji dari kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Tarif Terjangkau untuk Jemaah Haji Anggota Komisi VIII DPR RI, Mahdalena, mengingatkan agar Lion Air tetap mempertahankan tarif yang terjangkau bagi jemaah haji Indonesia setelah resmi menjadi maskapai haji pada tahun 2025. "Jika harga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan Garuda dan Saudi Airlines, maka kami mungkin tidak akan menggunakan layanan tersebut," tegasnya. Lion Air telah dikenal sebagai maskapai penerbangan yang menawarkan tarif terjangkau untuk rute domestik dan internasional bagi masyarakat Indonesia. Menurut laporan dari Antara, Lion Air menerapkan kebijakan maskapai berbiaya rendah, sehingga harga tiketnya lebih kompetitif dibandingkan dengan maskapai lainnya. Meskipun demikian, Lion Air juga menargetkan segmen pasar sebagai carrier hibrida dengan menggabungkan layanan penerbangan yang berkualitas dan terjangkau. Maskapai ini berperan penting dalam meningkatkan jumlah armada penerbangan selama musim haji, serta mengatasi masalah keterlambatan pesawat yang sering terjadi dalam penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. “Kehadiran Lion Air, bersamaan dengan Garuda Indonesia dan Arab Saudi Airlines, diharapkan dapat menambah armada penerbangan untuk jamaah haji Indonesia, sehingga dapat mengurangi kemungkinan keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari Tanah Suci, dan memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah,” ungkap Mahdalena. Masalah keterlambatan jadwal penerbangan pesawat berdampak pada waktu keberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci. Keterlambatan ini dapat berlangsung selama beberapa jam, yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi jemaah, terutama yang berusia lanjut. Mahdalena mengharapkan agar semua maskapai yang terlibat dalam penyelenggaraan haji 2025 menyediakan data rinci mengenai biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan haji. Informasi mengenai biaya dari maskapai yang menyelenggarakan ibadah haji sangat penting untuk menentukan apakah akan terjadi kenaikan atau penurunan biaya haji.