Surabaya - Situasi terburuk yang bisa dialami seorang wisatawan adalah ketika cuaca ekstrem tiba-tiba memburuk saat mereka sudah berada di tengah perjalanan atau di lokasi tujuan. Pada momen kritis seperti ini, kepanikan sering kali menjadi musuh utama. Oleh karena itu, pengetahuan tentang protokol keselamatan dasar dan sikap tenang dalam mengambil tindakan menjadi penentu keselamatan.
Menurut Novianto Edi Suharno dari Fakultas Vokasi UNAIR, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan segala aktivitas wisata yang berisiko tinggi, terutama yang berada di alam terbuka. "Jika berada di gunung dan terjadi badai, protokol utamanya adalah menghentikan pendakian," tegasnya. Prinsip serupa berlaku untuk aktivitas di sungai, pantai, atau area terbuka lainnya saat petir atau angin kencang.
Langkah immediate berikutnya adalah segera mencari tempat berlindung yang aman. Utamakan bangunan kokoh yang dapat melindungi dari hujan deras, angin kencang, atau jatuhnya benda-benda. Hindari berteduh di bawah pohon besar yang rentan tumbang atau di tepi tebing yang rawan longsor. Jika berada di dalam kendaraan pribadi di jalan, parkirkan di tempat yang aman jauh dari pohon atau tiang listrik.
Baca Juga: Menyambut Energi Baru, Panduan Menghadapi Transit Jupiter Bagi Cancer Dan Leo
Novianto menekankan pentingnya untuk mengenali dan mengingat titik-titik evakuasi yang biasanya disediakan oleh pengelola destinasi wisata yang profesional. Titik kumpul (assembly point) dan jalur evakuasi (escape route) adalah informasi vital yang harus dicari tahu sejak pertama kali tiba di sebuah lokasi wisata, baik itu taman nasional, objek wisata alam, maupun area publik lainnya.
Komunikasi menjadi kunci dalam situasi darurat. Segera hubungi pihak pengelola lokasi, pemandu, atau nomor darurat setempat (seperti BPBD) untuk melaporkan situasi dan meminta petunjuk. Beritahukan juga kondisi dan lokasi Anda kepada keluarga atau teman di luar lokasi bencana. Pastikan daya baterai ponsel dihemat dan digunakan hanya untuk komunikasi penting.
Wisatawan tidak boleh mengandalkan pengalaman masa lalu atau merasa diri paling ahli. "Jangan memaksakan aktivitas outdoor hanya karena merasa sudah berpengalaman. Alam itu tidak bisa ditebak," ingat Novianto. Sikap rendah hati dan patuh pada arahan petugas berwenang adalah bentuk kecerdasan sendiri yang dapat menyelamatkan nyawa.
Setelah kondisi benar-benar aman dan dinyatakan oleh pihak berwajib, barulah perjalanan dapat dilanjutkan atau dievaluasi untuk kepulangan. Selalu ikuti perkembangan informasi resmi dari pihak berwenang dan jangan tergoda untuk mendahului keputusan berdasarkan asumsi pribadi. Kesabaran adalah bagian dari protokol keselamatan.
Dengan memiliki bekal pengetahuan ini, diharapkan wisatawan dapat mengurangi rasa panik dan mengambil tindakan yang tepat jika suatu saat menghadapi situasi darurat akibat cuaca ekstrem di tengah liburan. Persiapan mental dan pengetahuan sering kali sama pentingnya dengan persiapan fisik dan logistik.