DPRD Kaltim memberikan penghargaan terhadap inisiatif Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menekankan pentingnya agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dapat mengoptimalkan pelaksanaan program PKG yang dijadwalkan mulai Februari 2025. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kaltim, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil. Program ini merupakan peluang bagi kita untuk memperbaiki infrastruktur kesehatan yang masih kurang berkembang, ungkapnya, Sabtu (18/1/2025). Disparitas dalam hal fasilitas dan kualitas layanan kesehatan antara Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur masih terlihat. Sebagai contoh, Kota Samarinda dan Balikpapan memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat. dr. Andi Satya mengungkapkan harapannya bahwa melalui program ini, pemeriksaan kesehatan di seluruh wilayah Kalimantan Timur dapat menjadi lebih merata. "Penduduk di daerah terpencil seharusnya dapat mengakses layanan pemeriksaan kesehatan yang setara dengan yang tersedia di Samarinda dan Balikpapan," ujarnya. Politisi Golkar Kaltim ini menyoroti masalah terkait sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan yang masih belum memadai. Kekurangan tenaga kesehatan, terutama dokter, menjadi perhatian utama DPRD Kaltim. DPRD Kaltim mengharapkan agar organisasi perangkat daerah (OPD) yang berwenang dapat mengurangi kesenjangan yang ada antar wilayah, sehingga tidak hanya fokus pada penyediaan fasilitas kesehatan di daerah perkotaan. Ia mendorong Dinas Kesehatan Kaltim untuk merancang strategi guna mengatasi kekurangan tenaga kesehatan. "Berdasarkan informasi yang kami terima dari Dinas Kesehatan, Kaltim masih membutuhkan sekitar 2.000 dokter. Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk mencari solusi dalam memenuhi kekurangan dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Diperlukan strategi khusus untuk mengejar ketertinggalan ini, terutama dalam lima tahun ke depan," ungkap dr. Andi Satya.